Senin, 10 Juni 2013

permasalahan pemerataan guru



Makalah Pengantar Pendidikan
Permasalahan Pemeratan Tenaga Guru



Dibuat Oleh :
Nama         : Dini desihandayani
Nim/BP      : 1205874/2012
Prodi          : Pendidikan Geografi


Universitas Negeri Padang
2013
 



KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini berisi mengenai alasan mengapa Negara kita masih mengalami masalah pemerataan guru.
saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.




Padang,    Mei 2013

Penulis
 
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor pendidikan adalah adanya tenaga pendidik. Tenaga pendidik merupakan motor penggerak proses pendidikan. Tenaga pendidik dibedakan atas dua kategori, yakni tenaga pendidik berdasarkan kodrat dan berdasarkan jabatan.  Tenaga pendidik berdasarkan kodrat adalah setiap orang tua didalam suatu keluarga. Sementara yang dimaksud tenaga pendidik berdasarkan jabatan ialah mereka yang telah memenuhi kualifikasi menjadi seorang guru dilembaga pendidikan.
Indonesia didewasa ini masih mendapati masalah perihal tenaga pendidik khususnya yang dimaksud dengan guru. Padahal ada banyak perguruan tinggi yang setiap tahun melahirkan sarjana kependidikan. Sebagai contoh adalah Universitas Negeri Padang. Universitas Negeri Padang (UNP) sendiri merupakan konversi IKIP Padang pada tahun 1999. UNP memiliki tiga periode wisuda dalam setiap tahunnya. Namun, sampai sekarang masalah kekurangan guru terutama didaerah terpencil masih menjadi suatu polemic yang tidak terselaikan.
Hal inilah yang melatarbelakangi penulis, menyusun makalah ini. Penulis berniat memaparkan sebab mengapa didaerah terpencil masih kekurangan tenaga guru ditengah meningkatnya sarjana kependidikan yang dilahirkan PTN maupun PTS di Indonesia.

B.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
a.      Siapakah yang dimaksud pendidik?
b.     Apakah peran pendidik ?
c.      Apakah masalah pemerataan guru di Indonesia ?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah :
a.      Memenuhi tugas akhir mata kuliah Pengantar Pendidikan
b.     Memaparkan apa yang dimaksud dengan pendidik
c.      Menjelaskan peran pendidik
d.     Menuliskan alasan masalah pemerataan guru yang tidak merata

D.    Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat membeerikan manaat bagi para pembaca dengan menjelaskan permasalahan pemerataan tenaga guru yang terjadi di Negara kita khususnya didaerah terpencil.


BAB II
PEMBAHASAN
1.     Definisi Pendidik
Seringkali masyrakat kita salah mengartikan apa yang dimaksud dengan pendidik. Banyak orang yang berasumsi bahwa pendidik adalah guru. padahal sejatinya pendidik memiliki arti yang lebih luas. Tenaga pendidik dibedakan atas dua kategori, yakni tenaga pendidik berdasarkan kodrat dan berdasarkan jabatan.  Tenaga pendidik berdasarkan kodrat adalah setiap orang tua didalam suatu keluarga. Sementara yang dimaksud tenaga pendidik berdasarkan jabatan ialah mereka yang telah memenuhi kualifikasi menjadi seorang guru dilembaga pendidikan.
“Yang dimaksud dengan pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Oleh sebab itu, yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, pemimpin program pembelajaran dan latihan, serta masyarakat. (Luqman, 2008)”
Makalah ini membahas tenaga pendidik berdasarkan jabatan, yakni guru. Indonesia hingga kini masi memiliki masalah dalam pemerataan guru. Daerah-daerah pedalaman Indonesia masih banyak yang mengeluhkan kurangnya guru, padahal ada ratusan sarjana pendidikan yang lahir tiap tahunnya di Indonesia sendiri.

2.     Peran Pendidik
Pendidik memiliki peranan besar dalam pemangunan bangsa. Pendidik adalah motor penggerak pembangunan. Setiap pendidik bertanggungjawab untuk memiliki hubungan yang erat. Terutama sebagai guru. Setiap guru wajib memiliki wibawa dan harus disenangi serta disegani para peserta didik, memiliki bahasa yang sopan, berkepribadian kuat, emosi stabil dalam menghadapi psikologis peserta didik yang bermacam-macam. Selain itu, guru haruslah susila, jujur dan adil. Mereka bertugas mendidik baik didalam kelas maupun diluar kelas.
“Kewajiban pendidik adalah menyelenggarakan praktek pendidikan terhadap (sejumlah) anak (peserta didik) yang menjadi tanggung jawabnya untuk memperkembangkansemua potensi yang dikaruniai Allah kepada anak secar optimal (Prayitno, 2000:9)”

3.     Permasalahan Pemerataan guru di Indonesia
Indonesia memiliki banyak perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Beberapa jurusan disana adalah keguruan, yang output nya adalah sarjana kependidikan. Kendati demikian, sarjana kependidikan Indonesia tidak mampu memenuhi permintaan pasar pendidikan dengan kata lain mengisi kekosongan guru dibeberapa sekolah khusunya daerah terpencil di Indonesia.
Ada banyak kasus kekurangan guru yang terjadi. Kasus ini memang tidak terjadi disekolah pada kota-kota besar, namun di daerah-daerah pedalaman. Kali ini penulis akan mengungkapkan beberapa alasan kenapa hal ini dapat terjadi.
Pertama, kurangnya kebanggaan menjadi seorang guru. Banyak orang berpersepsi bahwa menjadi guru hanyalah profesi yang sama sekali tidak diperhitungkan. Selain gajinya kecil, menjadi guru juga memforsir tenaga dan waktu yang ada hanya untuk mengurus anak didik yang memiliki bermacam pola perilaku.  Bahkan banyak sarjana kependidikan yang membanting setirnya untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka anggap lebih layak, contohnya dengan bekerja di bank atau diperusahaan besar.
Kedua, prestise masyarakat terhadap guru yang biasa. Sebagian masyarakat menilai guru bukanlah kesuksesan. Setiap orang mampu menjadi guru. Padahal dalam kenyataan, menjadi guru tidakklah mudah. Sebab anak didik adalah pertanggungjawaban kita terhadap bangsa dan pencipta. Persepsi menjadi guruitu mudah ini juga yang menjadikan banyak lahirnya guru-guru siluman di dunia pendidikan. Banyak sarjana nonkependidikan yang menjadi guru, mengakibatkan tidak efektifnya peranan mereka disekolah. Contohnya adalah, seorang sarjana Ilmu administrasi Negara yang menjabat sebagai guru bidan studi sejarah disebuah sekolah.
Ketiga, paranoid akibat pengalaman. Beberapa orang membanting setirnya ke profesi lain diakibatkan keadaaan mereka yang takut apabila menjadi seorang guru kesejahtraan tidak akan terpenuhi sebab orang-orang terdahulu yang menjadi guru hidup dalam kemiskinan dan tanpa perhatian pemerintah.
Keempat, ketidaksiapan hidup ditengah primitifisme masyarakat. Ini boleh jadi alasan kenapa sarjan kependidikan kita tidak siap ditempatkan didaerah-daerah terpencil. Mereka merasa tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang masih perawan (tidak tersentuh peradaban).
Kelima, tidak mengetahui apa makna sesungguhnya menjadi seorang guru. Inilah alasan mendasar kenapa banyak orang yang banting setir ke profesi lain ataupun enggan menjadi guru didaerah terpencil. Mereka tidak paham akan tugas mereka sebagai agent of change dibidang pendidikan. Guru harusnya membawa angin perubahan bangsa. Memberitahu apa yang belum diketahui, meluruskan apa yang melenceng dan membuka pintu peradaban.
Keputusan menjadi seorang guru harusnya matang difikirkan sebelum mengambil pendidikan guru. Setiap orang yang memiliki kesempatan menempuh pendidikan keguruan harus faham akan tugas dan kewajibannya yang berat. Jika merasa tidak sanggup menjalankan fungsi sebagai agent of change dibidang pendidikan, lebih baik menyudahi langkah ketimbang harus menyia-nyiakan tugas mulia dikemudian hari.
Jika memang gaji yang menjadi masalah, kembali kepada sang pembuat kebijakan. Namun yang perlu diingat Jangan pernah berharap kaya raya dengan hanya menjadi guru, tapi tidak salah berharap sejahtera menjadi pahlawan tanpa tanda jasa.


BAB III
PENUTUP
1)     Kesimpulan
Pendidik memiliki peranan besar dalam pemangunan bangsa. Pendidik adalah motor penggerak pembangunan. Indonesia memiliki banyak perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Beberapa jurusan disana adalah keguruan, yang output nya adalah sarjana kependidikan. Kendati demikian, sarjana kependidikan Indonesia tidak mampu memenuhi permintaan pasar pendidikan dengan kata lain mengisi kekosongan guru dibeberapa sekolah khusunya daerah terpencil di Indonesia.
beberapa alasan kenapa mengapa kurangnya guru ini dapat terjadi, yakni :
·        kurangnya kebanggaan menjadi seorang guru.
·        prestise masyarakat terhadap guru yang biasa
·        paranoid akibat pengalaman
·        ketidaksiapan hidup ditengah primitifisme masyarakat
·        tidak mengetahui apa makna sesungguhnya menjadi seorang guru
Tidak ada yang salah dengan menjadi seorang guru. Pahlawan tanpa jasa pembuka peradaban yang menentukan kesuksesan bangsa.

2)     Saran
Kesadaran masyarakat kita tentang pentingnya guru dikehidupan hendaknya ditingkatkan. Selain itu mahasiswa calon guru hendaknya paham dengan tugas pentingnya sebagai motor perubahan bangsa. Program seperti SM3T sangat bagus dan wajib ditingkatkan dinegara kita.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar