Makalah Pengantar Pendidikan
Permasalahan Pemeratan Tenaga Guru
Dibuat Oleh
:
Nama : Dini desihandayani
Nim/BP : 1205874/2012
Prodi : Pendidikan Geografi
Universitas
Negeri Padang
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya. Makalah ini berisi mengenai alasan mengapa Negara kita masih
mengalami masalah pemerataan guru.
saya
menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Padang, Mei
2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Salah satu faktor pendidikan adalah adanya tenaga
pendidik. Tenaga pendidik merupakan motor penggerak proses pendidikan. Tenaga
pendidik dibedakan atas dua kategori, yakni tenaga pendidik berdasarkan kodrat
dan berdasarkan jabatan. Tenaga pendidik
berdasarkan kodrat adalah setiap orang tua didalam suatu keluarga. Sementara
yang dimaksud tenaga pendidik berdasarkan jabatan ialah mereka yang telah
memenuhi kualifikasi menjadi seorang guru dilembaga pendidikan.
Indonesia
didewasa ini masih mendapati masalah perihal tenaga pendidik khususnya yang
dimaksud dengan guru. Padahal ada banyak perguruan tinggi yang setiap tahun
melahirkan sarjana kependidikan. Sebagai contoh adalah Universitas Negeri
Padang. Universitas Negeri Padang (UNP) sendiri merupakan konversi IKIP Padang
pada tahun 1999. UNP memiliki tiga periode wisuda dalam setiap tahunnya. Namun,
sampai sekarang masalah kekurangan guru terutama didaerah terpencil masih
menjadi suatu polemic yang tidak terselaikan.
Hal inilah yang melatarbelakangi penulis,
menyusun makalah ini. Penulis berniat memaparkan sebab mengapa didaerah
terpencil masih kekurangan tenaga guru ditengah meningkatnya sarjana
kependidikan yang dilahirkan PTN maupun PTS di Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini
adalah :
a.
Siapakah yang
dimaksud pendidik?
b.
Apakah peran
pendidik ?
c.
Apakah masalah
pemerataan guru di Indonesia ?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah :
a.
Memenuhi tugas akhir mata kuliah Pengantar Pendidikan
b.
Memaparkan apa yang dimaksud dengan pendidik
c.
Menjelaskan peran pendidik
d.
Menuliskan alasan masalah pemerataan guru yang tidak
merata
D.
Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat membeerikan manaat bagi
para pembaca dengan menjelaskan permasalahan pemerataan tenaga guru yang terjadi
di Negara kita khususnya didaerah terpencil.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Definisi
Pendidik
Seringkali masyrakat kita salah mengartikan apa yang
dimaksud dengan pendidik. Banyak orang yang berasumsi bahwa pendidik adalah
guru. padahal sejatinya pendidik memiliki arti yang lebih luas. Tenaga pendidik
dibedakan atas dua kategori, yakni tenaga pendidik berdasarkan kodrat dan
berdasarkan jabatan. Tenaga pendidik
berdasarkan kodrat adalah setiap orang tua didalam suatu keluarga. Sementara
yang dimaksud tenaga pendidik berdasarkan jabatan ialah mereka yang telah
memenuhi kualifikasi menjadi seorang guru dilembaga pendidikan.
“Yang dimaksud dengan pendidik adalah
orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran
peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan,
yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Oleh
sebab itu, yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, pemimpin
program pembelajaran dan latihan, serta masyarakat. (Luqman, 2008)”
Makalah ini membahas tenaga pendidik
berdasarkan jabatan, yakni guru. Indonesia hingga kini masi memiliki masalah
dalam pemerataan guru. Daerah-daerah pedalaman Indonesia masih banyak yang
mengeluhkan kurangnya guru, padahal ada ratusan sarjana pendidikan yang lahir
tiap tahunnya di Indonesia sendiri.
2.
Peran Pendidik
Pendidik memiliki peranan besar dalam pemangunan
bangsa. Pendidik adalah motor penggerak pembangunan. Setiap pendidik
bertanggungjawab untuk memiliki hubungan yang erat. Terutama sebagai guru.
Setiap guru wajib memiliki wibawa dan harus disenangi serta disegani para
peserta didik, memiliki bahasa yang sopan, berkepribadian kuat, emosi stabil
dalam menghadapi psikologis peserta didik yang bermacam-macam. Selain itu, guru
haruslah susila, jujur dan adil. Mereka bertugas mendidik baik didalam kelas
maupun diluar kelas.
“Kewajiban pendidik adalah menyelenggarakan praktek pendidikan terhadap
(sejumlah) anak (peserta didik) yang menjadi tanggung jawabnya untuk memperkembangkansemua
potensi yang dikaruniai Allah kepada anak secar optimal (Prayitno, 2000:9)”
3.
Permasalahan
Pemerataan guru di Indonesia
Indonesia memiliki banyak perguruan tinggi baik negeri
maupun swasta. Beberapa jurusan disana adalah keguruan, yang output nya adalah sarjana kependidikan.
Kendati demikian, sarjana kependidikan Indonesia tidak mampu memenuhi
permintaan pasar pendidikan dengan kata lain mengisi kekosongan guru dibeberapa
sekolah khusunya daerah terpencil di Indonesia.
Ada banyak kasus kekurangan guru yang terjadi. Kasus
ini memang tidak terjadi disekolah pada kota-kota besar, namun di daerah-daerah
pedalaman. Kali ini penulis akan mengungkapkan beberapa alasan kenapa hal ini
dapat terjadi.
Pertama, kurangnya kebanggaan menjadi seorang guru. Banyak
orang berpersepsi bahwa menjadi guru hanyalah profesi yang sama sekali tidak
diperhitungkan. Selain gajinya kecil, menjadi guru juga memforsir tenaga dan
waktu yang ada hanya untuk mengurus anak didik yang memiliki bermacam pola
perilaku. Bahkan banyak sarjana
kependidikan yang membanting setirnya untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka
anggap lebih layak, contohnya dengan bekerja di bank atau diperusahaan besar.
Kedua, prestise masyarakat terhadap guru yang biasa. Sebagian
masyarakat menilai guru bukanlah kesuksesan. Setiap orang mampu menjadi guru.
Padahal dalam kenyataan, menjadi guru tidakklah mudah. Sebab anak didik adalah
pertanggungjawaban kita terhadap bangsa dan pencipta. Persepsi menjadi guruitu
mudah ini juga yang menjadikan banyak lahirnya guru-guru siluman di dunia
pendidikan. Banyak sarjana nonkependidikan yang menjadi guru, mengakibatkan
tidak efektifnya peranan mereka disekolah. Contohnya adalah, seorang sarjana
Ilmu administrasi Negara yang menjabat sebagai guru bidan studi sejarah
disebuah sekolah.
Ketiga, paranoid akibat pengalaman. Beberapa orang membanting
setirnya ke profesi lain diakibatkan keadaaan mereka yang takut apabila menjadi
seorang guru kesejahtraan tidak akan terpenuhi sebab orang-orang terdahulu yang
menjadi guru hidup dalam kemiskinan dan tanpa perhatian pemerintah.
Keempat, ketidaksiapan hidup ditengah primitifisme masyarakat.
Ini boleh jadi alasan kenapa sarjan kependidikan kita tidak siap ditempatkan
didaerah-daerah terpencil. Mereka merasa tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungan yang masih perawan (tidak tersentuh peradaban).
Kelima, tidak mengetahui apa makna sesungguhnya menjadi
seorang guru. Inilah alasan mendasar kenapa banyak orang yang banting setir ke
profesi lain ataupun enggan menjadi guru didaerah terpencil. Mereka tidak paham
akan tugas mereka sebagai agent of change
dibidang pendidikan. Guru harusnya membawa angin perubahan bangsa. Memberitahu
apa yang belum diketahui, meluruskan apa yang melenceng dan membuka pintu
peradaban.
Keputusan menjadi seorang guru harusnya matang
difikirkan sebelum mengambil pendidikan guru. Setiap orang yang memiliki
kesempatan menempuh pendidikan keguruan harus faham akan tugas dan kewajibannya
yang berat. Jika merasa tidak sanggup menjalankan fungsi sebagai agent of change dibidang pendidikan,
lebih baik menyudahi langkah ketimbang harus menyia-nyiakan tugas mulia
dikemudian hari.
Jika memang gaji yang menjadi masalah, kembali kepada sang pembuat
kebijakan. Namun yang perlu diingat Jangan pernah berharap kaya raya dengan
hanya menjadi guru, tapi tidak salah berharap sejahtera menjadi pahlawan tanpa
tanda jasa.
BAB III
PENUTUP
1) Kesimpulan
Pendidik memiliki peranan
besar dalam pemangunan bangsa. Pendidik adalah motor penggerak pembangunan.
Indonesia memiliki banyak perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Beberapa
jurusan disana adalah keguruan, yang output
nya adalah sarjana kependidikan. Kendati demikian, sarjana kependidikan
Indonesia tidak mampu memenuhi permintaan pasar pendidikan dengan kata lain
mengisi kekosongan guru dibeberapa sekolah khusunya daerah terpencil di
Indonesia.
beberapa
alasan kenapa mengapa kurangnya guru ini dapat terjadi, yakni :
·
kurangnya
kebanggaan menjadi seorang guru.
·
prestise
masyarakat terhadap guru yang biasa
·
paranoid akibat
pengalaman
·
ketidaksiapan
hidup ditengah primitifisme masyarakat
·
tidak mengetahui
apa makna sesungguhnya menjadi seorang guru
Tidak ada yang salah dengan menjadi seorang guru.
Pahlawan tanpa jasa pembuka peradaban yang menentukan kesuksesan bangsa.
2)
Saran
Kesadaran masyarakat kita tentang pentingnya guru
dikehidupan hendaknya ditingkatkan. Selain itu mahasiswa calon guru hendaknya
paham dengan tugas pentingnya sebagai motor perubahan bangsa. Program seperti
SM3T sangat bagus dan wajib ditingkatkan dinegara kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar